Forum Generasi Berencana Daerah Istimewa Yogyakarta (GENRE DIY) mengajak 40 murid SMAN 1 Wonosari yang tergabung dalam PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja), KOMPIDA (Komunitas Pencinta Perdamaian), dan OSIS untuk merayakan Hari Remaja Internasional Tahun 2025 melalui kegiatan bertema “Rayana Darsa: Remaja Bergerak, Dunia Terinspirasi” pada Sabtu (23/8/2025) di Aula Arjuna SMAN 1 Wonosari. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menggerakkan kesadaran, membangun keterlibatan aktif, serta memperkuat peran remaja sebagai agen perubahan.
Dessy Phawestrina, S.E., M.Sc. dalam sambutannya pada perayaan Hari Remaja Internasional di SMAN 1 Wonosari pada Sabtu (23/8/2025)
Acara diawali dengan sambutan dari perwakilan Forum GENRE DIY, Dessy Phawestrina, S.E., M.Sc., selaku PIC Ketahanan Remaja BKKBN DIY yang memberikan motivasi kepada murid dalam upaya mewujudkan cita-citanya. Hal ini dikuatkan pula oleh Zuliani Muslikhah, S.Pd. dalam sambutannya mewakili pihak sekolah selaku Guru BK dan Pembina PIK-R. “Jangan takut bermimpi besar. Tapi yang lebih penting, jangan lupa merancang langkah kecil yang nyata, karena masa depan bukan ditunggu, tapi disiapkan dari sekarang,” ujar Zuliani di hadapan seluruh peserta. Ia juga berharap agar peserta dapat belajar dari pengalaman para Duta GENRE DIY, dan bisa mengajak teman-temannya untuk menjadi versi terbaik dirinya.
Berbagai aktivitas, baik individu maupun kelompok, dilakukan dalam acara ini dengan didampingi delapan orang Duta GENRE DIY 2025 sebagai fasilitator. Mereka adalah Agung Putra Darmara, Daffa Saputra Hermawan, Ibnu Fahmi Ramadhan, Wuri Rahmadiani, Dwika Sindy Ananda, dan Muhammad Rasikh Arfa’i, serta Juvita Putri Maharani dan Muhammad Ilham Bima Permana, yang keduanya merupakan alumni SMAN 1 Wonosari.
Sesi berbagi cerita dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil dengan didampingi Duta GENRE DIY 2025 sebagai fasilitator kelompok.
Sebuah ice breaking dilakukan untuk mengawali aktivitas peserta. Mereka menggambar cetakan tangannya, lalu menuliskan nama uniknya pada gambar telapak tangan. Dan pada setiap gambar jari, mereka menuliskan deskripsi singkat mengenai lima hal, yakni bagaimana sikap orang lain saat berada dalam keadaan senang dan tidak senang, apa dampak keberadaan dirinya bagi orang lain, siapa teman terdekatnya, dan cita-cita apa yang mereka miliki. Dalam sesi selanjutnya, peserta juga saling mengenal antara dirinya dan kedelapan Duta GENRE DIY yang hadir. Setelah itu mereka saling berbagi cerita dalam kelompok kecil yang masing-masing kelompok didampingi oleh seorang fasilitator.
Peserta juga belajar berpendapat melalui sebuah kuis "Mitos atau Fakta", dimana mereka menilai pernyataan yang diberikan dan mengemukakan alasan mengapa memilih mitos atau fakta. Salah satu contohnya adalah tentang sebuah pernyataan bahwa pemimpin haruslah seorang laki-laki. Aktivitas berakhir dengan proses pembuatan Moodbook. Peserta menuliskan empat hal pada moodbook masing-masing. Mereka dapat menuliskan nama samaran dengan tiga kata yang mendeskripsikan dirinya. Mereka juga bisa membuat cerita dan memberi pesan untuk dirinya sendiri dan juga untuk remaja lainnya. Tak lupa mereka menuliskan apa versi terbaik dirinya di masa mendatang.
Para peserta fokus membuat Moodbook masing-masing
“Saya bahagia banget bisa ikut kegiatan ini, yang membawa dampak positif bagi diri saya sendiri, yakni saya bisa memahami apa potensi saya, bagaimana diri saya, dan bagaimana cara saya berperilaku terhadap orang lain. Dan itu membuat saya bisa berbenah dan introspeksi diri juga,” ungkap salah satu peserta, Laila Habibah, saat menyatakan kesannya setelah acara berakhir. Perasaan serupa juga dialami oleh Gea Gardena, Azkia Zahra, dan Keyza Eka. Gea merasa senang sekali karena akhirnya bisa bertemu langsung dengan para Duta GENRE DIY yang sebelumnya hanya bisa ia lihat di media sosial. “Seneng juga karena bisa saling cerita dan sharing tentang gimana sih remaja itu, bisa kenal lebih jauh dengan diri sendiri, dan lain sebagainya,” imbuhnya. Azkia dan Keyza pun menitipkan pesan bagi teman-temannya yang tidak berkesempatan ikut dalam kegiatan ini. “Semangat terus, jangan pernah menyerah. Jadi apapun itu bisa dicoba selagi bisa, dan jangan melewatkan kesempatan yang ada,” ucap Azkia. “Semangat terus buat teman-teman di luar sana. Yang tidak bisa hadir tidak apa-apa karena kesempatan belajar itu bisa dari berbagai hal. Tetap semangat untuk terus mengasah kemampuan dan menggapai mimpi-mimpi kalian. Yakin bahwa suatu saat kalian bisa menggapai itu semua,” pungkas Keyza.
Foto bersama sebagai penutup rangkaian kegiatan perayaan Hari Remaja Internasional di SMAN 1 Wonosari bersama Duta GENRE DIY 2025
SMAN 1 Wonosari bangga dengan sikap positif yang senantiasa ditunjukkan oleh para murid. Dengan keyakinan diri dan usaha terbaik, kita optimis bahwa hal hebat apapun dapat kita wujudkan. Selamat Hari Remaja Internasional 2025. Semangat membangun masyarakat dunia yang lebih baik. (BGR/ZM)
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!