Memanfaatkan Bekas Server UNBK menjadi Server LMS SMAN 1 Wonosari
Oleh: Sriyanta
Latar Belakang
Sivitas SMAN 1 Wonosari tentu pernah mengakses laman LMS (Learning Management System) di http://lms.sma1wonosari.sch.id, namun pernahkah ada yang bertanya, seperti apa dan dimana server dari laman LMS tersebut? Bila boleh dikatakan, server dari LMS merupakan berkah dari Program UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) yang kemudian ditiadakan sejak tahun 2020.
Spesifikasi server UNBK yang relatif bagus akan sangat sayang bila tidak dipergunakan. Oleh karena itu, selanjutnya diambil langkah untuk memanfaatkannya menjadi server LMS. Jadi, server LMS tersebut berada di lingkungan sekolah dan dapat diakses dari manapun asal masih terjangkau jaringan internet.
Gambar 1. Spesifikasi bekas server UNBK
Di lain sisi, saat pandemi, sangat dibutuhkan layanan daring/online yang lebih mengakomodasi keberagaman dan kebutuhan siswa. Oleh karena itu dilakukan upaya memanfaatkan sumber daya yang ada untuk memaksimalkan layanan kepada siswa, utamanya saat dilaksanakan evaluasi/penilaian semacam PAT (Penilaian Akhir Tahun).
Pada tahun 2020 saat awal terjadi pandemi, evaluasi/penilaian berbasis Google Form yang ternyata saat itu masih banyak memiliki kelemahan, maka dibutuhkan alternatif untuk pelaksanaan evaluasi.
Beberapa kelemahan Google Form pada tahun 2020:
- Tidak dapat menampilkan timer pada soal (tanpa keahlian khusus).
- Bila terjadi masalah pada sambungan internet/jaringan dan di-reload/re-fresh, pekerjaan yang lama akan hilang.
- Pembuat form tidak dapat merevisi butir soal karena alasan nomor 2 di atas.
- Penutupan akses Google Form dapat mengakibatkan siswa yang sedang/masih mengerjakan tidak dapat mengirimkan hasil pekerjaannya.
Pembahasan
Berikut adalah tahapan yang dilakukan mulai dari persiapan hingga LMS dipergunakan:
1. Menentukan CMS (Content Management System) untuk pendidikan yang paling sesuai. Setelah membandingkan beberapa CMS yang ada berikut mencoba secara langsung dan memperhatikan dukungan komunitas, fasilitas, kemudahan menggunaan, kelengkapan fasilitas, maka pilihan jatuh ke CMS Moodle yang dapat diunduh dari http://moodle.org.
2. Menentukan sistem operasi server yang reliabilitasnya tinggi, banyak alternatif dan pilihan pada sistem operasi Linux. Ada gap antara kebutuhan dan kepasitas sumber daya manusia yang mengelola. Untuk bagian ini alternatifnya adalah menggunakan Linux dalam Windows, maka dibutuhkan aplikasi virtulisasi. Setelah membandingkan beberapa aplikasi, pilihan jatuh pada VirtualBox yang dapat diunduh dari http://Virtualbox.org.
Hal menarik bila mempergunakan virtualisasi adalah kita tidak terpengaruh dengan berbagai setting dan kompatibilitas perangkat keras. Bila sudah membuat sebuah mesin virtual, maka dapat digandakan dan dipergunakan pada server yang beragam.
3. Setelah menelusuri sumber dari internet, ketemu laman http://turnkeylinux.org yang menyediakan ISO Linux Debian untuk server. Lebih asyik lagi, ternyata sudah disiapkan ISO sesuai CMS yang dibutuhkan (Moodle), tautannya di http://turnkeylinux.org/moodle. Yang diunduh adalah file ISO dengan kapasitas sekitar 300 MB.
4. Instalasi ISO TurnkeyLinux-Moodle menjadi mesin virtual di VirtualBox server. Jadi, server host (sesungguhnya) mempergunakan Windows namun menjalankan komputer/server Linux. Adapun detail tahapan instalasi ini dapat ditelusuri secara mandiri di internet.
Gambar 2 Setting prosesor mesin virtual
Gambar 3 Setting memori mesin virtual
Hal menarik berikutnya saat mesin virtual sudah siap adalah dengan melakukan setting terkait “jatah” penggunaan memori dan prosesor. Menurut pengalaman, jatah memori 8 GB dan prosesor 3 core sudah cukup untuk melayani akses hingga sebanyak 500 siswa sekaligus.
5. Setelah selesai instalasi dan jaringan sudah siap, maka server virtual sudah siap dipergunakan. Setting jaringan “bridged” ke jaringan server fisik dengan menggunakan IP address satu segmen dengan server fisik.
Gambar 4 Tampilan mesin virtual
Mengelola server sangat menyenangkan bagi administrator lewat Webmin, Adminer, maupun SSH.
Bila server terhubung dengan jaringan lokal (berbasis kabel maupun wireless), maka semua akses ke server dapat langsung menggunakan web browser dengan memasukkan IP address server ke address bar.
6. Informasi tentang pengelolaan CMS atau LMS Moodle dapat dicari di internet.
7. Langkah berikutnya adalah menjadikan server dapat diakses dari luar jaringan lokal. Hal ini dapat dilakukan bila sekolah sudah memiliki IP address publik. Administator jaringan sekolah dapat mengarahkan semua akses ke IP publik sekolah menuju ke server LMS. Biasanya setting ini dilakukan pada router utama sekolah.
Gambar 5. Topologi jaringan sekolah saat PAT
8. Langkah terakhir agar lebih mudah mengakses server adalah dengan membuat subdomain di laman sekolah yang diarahkan ke IP address publik sekolah. Sebagai contoh karena laman utama sekolah adalah http://www.sma1wonosari.sch.id, maka untuk mempermudah akses ke server LMS yang berada di sekolah adalah dengan membuat subdomain http://lms.sma1wonosari.sch.id.
Pemilihan CMS Moodle sebagai LMS sekolah lebih kepada fasilitas kuis yang beberapa saat lalu lebih lengkap dibandingkan Google Formulir. Beberapa kelebihan kuis Moodle diantaranya adalah:
- Ada tampilan timer, sehingga siswa tahu sisa waktu pengerjaan kuis.
- Saat terjadi masalah sambungan ke server, pekerjaan siswa tersimpan sehingga setelah siswa tersambung kembali ke server dapat melanjutkan pekerjaan. Tidak mulai lagi dari awal.
- Saat terjadi masalah dengan soal kuis, pengelola memungkinkan untuk edit soal saat itu juga dan dapat segera di akses oleh siswa.
- Saat waktu pengerjaan sudah habis, pekerjaan siswa dapat dibuat otomatis langsung terkirim ke server.
Kesimpulan
- Manajemen server yang berupa server atau mesin virtual juga sangat mudah. Misalnya terjadi kerusakan pada server induk/host, maka server virtual dapat segera dipindahkan ke server induk lain.
- Kebutuhan siswa akan pendukung evaluasi yang lebih baik dapat dipenuhi oleh CMS Moodle.
- Adapun biaya yang dikeluarkan untuk membuat server virtual LMS ini nyaris 0 rupiah karena tinggal memanfaatkan fasilitas yang sudah ada. CMS Moodle pun gratis dipergunakan. Salah satu yang dibutuhkan untuk layanan ini adalah komitmen dari sekolah untuk melayani siswa dengan sebaik mungkin.